Nah saya akan membagikan sedikit pengalaman saya selama menempuh pendidikan baik di jenjang SD, SMP, SMA maupun di jenjang kuliah. Saat di jenjang masa sekolah baik itu SD, SMP, atau SMA pembelajaran berpusat pada guru , focus belajar masih terletak pada 1 sumber utama yaitu guru . Misalnya jika ada materi pelajaran yang disampaikan maka sumber yang kami terima hanya dari guru kami . Kami sebagai peserta didik yang pasif melakukan sesuatu hal atau misalnya tugas karna sudah mendapat perintah, kami tidak pernah inisiatif sendiri untuk mencari materi selanjutnya yg akan kami bahas di kelas. saat saya masih belajar di bangku sekolah, saya hanya tahu untuk belajar, tapi tidak tahu belajar itu untuk apa. Saya belajar itu dikarenakan ada tekanan sosial dari orang tua dan guru saya yang mengharuskan saya belajar. Dan pada saat saya duduk di bangku sekolah saya belum mengenal evaluasi misalnya jika ada tugas kami tidak pernah tau tugas kami benar atau salah karna tidak pernah di revisi kami hanya menerima nilai yang diperiksa guru kami. Kegiatan yang kami lakukan masa sekolah lebih banyak diatur oleh peraturan yang dibuat oleh sekolah misalnya kami harus mengikuti pelajaran dari waktu yang sudah ditentukan sampai jam pulang yang juga sudah ditentukan, kami melakukannya karna kami sebagai anak didik harus mengikuti segala peraturan dari peserta didik. Maka dari pengalaman sayang di bangku SD, SMP, SMA kami sebagai anak didik atau disebut pedagogi.
Sekarang saya sudah menjadi seorang mahasiswa , namanya juga maha artinya kami sudah lebih tinggi jenjangnya , maka dalam pembelajaran pun kami sudah berbeda. Dalam pembelajaran perkuliahan dosen hanya sebagai fasilitator, sangat berbeda dengan guru SD, SMP, dan SMA yang selalu menjadi focus utama. Sekarang saya belajar bukan lagi karena tekanan sosial, tetapi karena saya sebagai peran sosial. Saya sudah menyadari peran saya sebagai mahasiswa dan menyadari bahwa saya memiliki tanggang jawab sebagai mahasiswa. Saya sudah mengenal apa itu evaluasi diri. Saya sudah mengevaluasi diri sendiri tiap semester atau tiap tahunnya. Saya ambil contoh, dalam perkuliahan psikologi pendidikan kemarin kami sebagai mahasiswa belajar aktif karna harus menyusun puzzle yang diberikan dosen untuk mengetahui pembelajaran yang akan kami bahas, dosen menyerahkan semuanya kepada kami agar kami belajar aktif dan mencari solusi sendiri, kenapa dosen yakin untuk menyerahkan sepenuhnya kepada mahasiswa karena dia berpikir kalau kami sebagai seorang mahasiswa harus berpikiran kritis. Karena saya menjadi peserta didik maka saya melakukan pembelajaran andragogi.
Itulah sebagian pengalaman saya tentang pembelajaran andragogi dan pedagogi yang berkaitan tentang pembelajaran saya selama menempuh jenjang pendidkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar