Minggu, 23 Maret 2014

Pengalaman Hidup yang Berkaitan dengan Teori Vygotsky

Kelompok 13
Ketua: Akhlak Kazimi 12-103
Anggota: -Nova Hardiyanti Pane 13-009
               -Syafira Hairy Sani 13-107
               -Salshabilla Utari 13-129
   -Grace Irna Natalia 13-133
Sezaman dengan Piaget, Vygotsky menulis di Uni Soviet selama 1920-an dan 1930-an. Namun, karyanya baru dipublikasikan di dunia Barat pada tahun 1960-an. Sejak saat itulah, tulisan-tulisannya menjadi sangat berpengaruh. Vygotsky adalah pengagum Piaget. Walaupun setuju dengan Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, tetapi Vygotsky tidak setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk gambaran realitas batinnya sendiri.Sementara Piaget lebih menekankan pada aspek biologis dari perkembangan seorang anak, Vigotsky lebih berkonsentrasi pada kebudayaan.
Vygotsky memberikan pandangan berbeda dengan Piaget terutama pandangannya tentang pentingnya faktor sosial dalam perkembangan anak. Vygotsky memandang pentingnya bahasa dan orang lain dalam dunia anak-anak. Meskipun Vygotsky dikenal sebagai tokoh yang memfokuskan kepada perkembangan sosial yang disebut sebagai sosiokultural, dia tidak mengabaikan individu atau perkembangan kognitif individu. 
Menurut Vygotsky ada tiga klaim dalam inti pandangan (1) keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterprestasikan secara developmntal; (2) kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuyk dikursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental; dan (3) kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latarbelakang sosiokultural.
Menurut teori Vygotsky, Zone of proximal developmnet merupakan celah antara actual               development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya.Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak. Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“. Scaffolding merupakan suatu istilah pada proses yang digunakan orang dewasa untuk menuntun anak-anak melalui Zone of proximal developmentnya.Scaffolding adalah memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap - tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri.

  Pengalaman hidup saya yang berkaitan dengan teori Vygotsky adalah ketika saya berada di bangku sekolah, baik SD, SMP, atau SMA. Ketika saya sebagai siswa diberikan tugas untuk mengerjakan pekerjaan di sekolah sendiri, terkadang perkembangan saya akan berjalan lambat. Untuk memaksimalkan perkembangan, saya sebagai siswa seharusnya bekerja dibantu dengan instruktur yang mampu dan terampil yang dapat memimpin saya secara sistematis dalam memecahkan masalah yang lebih kompleks.Ketika saya diberikan tugas yang baru, maka orang yang lebih ahli menggunakan instruksi langsumg. Saat kemampuan saya sebagai murid meningkat, maka semakin sedikit bimbingan dari instruksi yang diberikan.
Contoh pengalaman lain yang berkaitan dengan teori tersebut adalah saat saya tergabung dalam suatu kelompok menari. Saat gerakan dan koreografi yang diberikan instruktur saya sangat sulit, maka beliau membantu saya dengan memberikan gerakan pelan-pelan atau step by step bahkan terkadang instruktur saya berada dibelakang saya untuk membantu saya mengendalikan tubuh saya. Setelah saya mampu menari dengan lebih baik maka bimbingan yang diberikan beliau semakin sedikit.

Rabu, 12 Maret 2014

Mencerdaskan Anak Bangsa Melalui Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi yang terjadi pada masa sekarang ini terjadi begitu cepat. Pengaruh teknologi sangat mempengaruhi anak bangsa, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Kemajuan tenologi sangatlah banyak misalnya internet, terciptanya alat atau mesin baru, dan masih banyak lagi. Pengaruh internet juga sangat besar untuk pendidikan anak. Anak-anak dapat belajar sendiri tanpa harus ada seorang guru, mereka dapat dengan mudah mencari informasi yang mereka ingin dengan membuka intenet. Tidak hanya anak-anak yang tinggal di perkotaan yang bisa mendapatkan ilmu bahkan anak-anak yang ada di pedalaman dapat mendapatkan informasi tentang dunia luar. Mungkin kita pernah mendengar slogan yang menyatakan " Buku adalah jendela dunia", slogan itu juga akan berlaku untuk teknologi. Dengan teknologi kita bisa melihat dunia luar, mendapatkan informasi, mendapatkan pelajaran yang belum kita ketahui, atau mungkin mempermudah kita melakukan sesuatu. Sangatlah mudah untuk mengakses internet sehingga terkadang dapat disalahgunakan oleh anak-anak, misalnya anak tersebut mengakses video atau informasi yang seharusnya belum boleh mereka lihat , bisa saja mereka mempraktekannya pada diri mereka .  Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman akan apa yang mereka dapatkan sehingga mereka tidak tau mana yang salah dan benar. Seperti teori Albert Bandura , anak-anak melakukan pembelajaran kognitif yaitu melakukan sebuah pengamatan dari model lalu mereka meniru apa yang dilakukan oleh model. Oleh karena itu, anak perlu mendapatkan bimbingan dari penggunaan teknologi supaya tidak terjadi penyalahgunaan teknologi. Anak bangsa bisa cerdas karena kemajuan teknologi tapi di perlukan juga bimbingan dari pemakaian internet.Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan kreatif dan menantang yang ternyata banyak disukai oleh anak-anak. Dan hal ini secara tidak langsung sangat menguntungkan untuk anak-anak karena sangat memberi pengaruh terhadap tingkat kreativitas anak. Teknologi juga mementingkan kemampuan berpikir rasional – menentukan tujuan, mengabaikan informasi yang tidak penting, dan mengecek kemajuan dari langkah-langkah yang sudah ditetapkan. Cara berpikir sistematis dan bertujuan menjadi sangat popular akhir-akhir ini. Kemampuan berpikir sistematis dan bertujuan sangat sulit dilakukan bagi anak usia di bawah tujuh atau delapan tahun. Anak mudah beralih pusat perhatian saat mengerjakan tugas. Anak juga mengalami kesulitan untuk dapat memantau kemajuannya (masih sulit melakukan evaluasi diri secara mandiri). Teknologi moderen melupakan kelebihan dari pendekatakan yang dilakukan anak saat belajar – pemikiran yang terbuka dari anak yang kaya dan penuh variasai.